Kata
ritel berasal dari bahasa Perancis, ritellier,
yang berarti memotong atau memecah sesuatu. Terkait dengan aktivitas yang
dijalankan, maka ritel menunjukkan upaya untuk memecah barang atau produk yang
dihasilkan dan didistribusikan oleh manufaktur atau perusahaan dalam jumlah
besar dan massal untuk dapat dikonsumsi oleh konsumen akhir dalam jumlah kecil
sesuai dengan kebutuhan. Pemahaman ritel menjadi sangat lekat dengan makna
“ritel” dari kuantitas barang dalam jumlah besar seperti dozen atau pack menjadi
kuantitas barang satuan. Kebutuhan keberadaan ritel sejalan dengan kebutuhan
konsumen yang menginginkan barang maupun jasa sejumlah yang mereka butuhkan
pada saat, tempat dan waktu tertentu tanpa harus menyimpan.
Kegiatan
yang dilakukan dalam bisnis ritel adalah menjual berbagai produk atau jasa,
atau keduanya, kepada para konsumen untuk keperluan konsumsi pribadi, tetapi
bukan untuk keperluan bisnis dengan memberikan upaya terhadap penambahan nilai
terhadap barang dan jasa tersebut. Para peritel mencoba untuk memuaskan
kebutuhan-kebutuhan konsumen dengan mencoba memenuhi kesesuaian barang-barang
yang dimilikinya, pada, harga, tempat, dan waktu seperti yang diinginkan
pelanggan. Ritel juga menyediakan pasar bagi para produsen untuk menjual
produk-produk mereka. Dengan demikian, ritel adalah kegiatan terakhir dalam
jalur distribusi yang menghubungkan produsen dengan konsumen. Pemahaman akan
jalur distribusi barang dan jasa adalah sekumpulan ataupun beberapa perusahaan
yang melakukan aktivitas untuk memudahkan penjualan kepada konsumen sebagai
tujuan akhir.
Referensi
:
Christina
Whidya Utami, Manajemen Ritel : Strategi
dan Implementasi, Operesional Bisnis Ritel Modern di Indonesia, (Jakarta :
Salema Empat, 2012), hlm. 5-6
Belum ada tanggapan untuk "Pengertian Ritel"
Posting Komentar