Roger Leroy Miller dan Roger E.
Meiner di dalam buku Teori Mikro Intermediate menyebutkan, bahwa
produksi adalah bagian terpenting dari ekonomi Islam di samping konsumsi,
distribusi dan retribusi. Produksi merupakan suatu rangkaian kegiatan yang
secara langsung maupun tidak langsung akan mempertinggi nilai guna suatu barang
untuk memenuhi kebutuhan manusia. Dengan kata lain, produksi adalah kegiatan
manusia untuk menghasilkan barang dan jasa yang kemudian dimanfaatkan oleh
konsumen. Dalam Islam, produksi dideskripsikan dengan istilah-istilah yang
lebih dalam dan lebih luas. Al-Qur’an menekankan manfaat dari barang yang
diproduksi,
Adapun M. Rawwas Qalahji di dalam
karyanya Mabahis di al-Iqtisad al-Islami (Min Usulih al-Fiqhiyah)
mengemukakan bahwa produksi (al-intaj) adalah mewujudkan atau mengadakan
sesuatu atau pelayanan jasa yang jelas dengan menuntut adanya bantuan
penggabungan unsur-unsur produksi yang terbingkai dalam waktu yang terbatas.
Adapun Siddiqi mendefinisikan kegiatan produksi sebagai penyediaan barang dan
jasa dengan memperhatikan nilai keadilan dan kebajikan/kemanfaatan (maslahah)
bagi masyarakat.
Monzer Kahf mengemukakan bahwa
produksi erat kaitannya dengan bekerja, yaitu satu aktivitas yang dilakukan
seseorang seara bersungguh-sungguh dengan mengeluarkan seluruh potensinya untuk
mencapai tujuan tertentu. Al-Qur’an menyebutkannya dengan istilah beramal yang
merupakan aktualisasi eksitensi diri untuk memelihara kelangsungan hidup,
memakmurkan bumi, dan memberi nilai tambah kehidupan. Karena produksi merupakan
proses memberi nilai tambah bagi manusia, maka produksi haruslah produksi atau
amal terbaik. Allah Berfirman :
dan Katakanlah: "Bekerjalah kamu, Maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) yang mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan. [QS. At-Taubah (9) : 105]
Hal ini dikarenakan produksi sebagaimana dikemukakan
Kahf tidak sekedar upaya untuk meningkatkan materi tetapi juga moral sebagai
sarana untuk mencapai tujuan di akhirat, bukan hanya berorientasi pada
keuntungan dunia tetapi juga keuntuan akhirat.
Referensi :
- Roger Leroy Miller dan Roger E. Meiner, Teori Mikro Intermediate, (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2000), hlm. 251
- M. Rawwas Qalahji, Mabahis di al-Iqtisad al-Islami (Min Usulih al-Fiqhiyah), (Beirut: Dar an-Nafais, 1991), hlm. 63
- Muhammad Nejatullah Siddiqi, Islamic Producer Behaviour, (Malaisya: Kulliyah of Islamics and Management IIU, 1999), hlm. 139
- Mozer Kahf, Ekonomi Islam, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1995), hlm. 36
- Isnaini Harahap, Yenni Samri Juliati Nasution, dkk, Hadis-hadis Ekonomi, (Jakarta: Kencana, 2015), hlm. 49-50.
Belum ada tanggapan untuk "Pengertian Produksi Dalam Islam"
Posting Komentar