Perlu sesuatu? Ketik dan Telusuri di sini...

Kedudukan Hadis sebagai Sumber Ajaran Ekonomi Islam

Seluruh umat Islam sepakat bahwa tidak hanya Al-Qur'an sebagai rujukan utama terhadap kajian ekonomi, tapi hadist juga menjadi salah satu sumber utaman dalam ekonomi. Hadis menempati kedudukannya setelah Al-Qur'an atau berada pada posisi kedua setelah Al-Qur'an. Oleh kerena itu, untuk memahami ajaran Islam di bidang ekonomi yang garis besarnya terdapat dalam Al-Quran, pengetahuan dan pemahaman terhadap hadis merupakan suatu kemestian. Untuk mengetahui sejauh mana kedudukan hadis sebagai sumber ajaran (ekonomi) Islam, dapat dilihat dari dalil-dalil tentang beriman kepada Rasulullah.

Iman kepada Rasulullah


Beriman kepada Rasulullah SAW merupakan bagian dari rukun iman. Pembuktian keimanan kepada Rasulullah SAW dimanifestasikan dengan menerima seuruh yang datang dari beliau berupa hal-hal yang berhubungan dengan agama atau masalah-masalah yang diataur oleh agama. Dalam Al-Qur'an dikemukakan bahwa rasul-rasul yang diutus Allah SWT bertugas untuk menyampaikan wahyu yang datang dari Allah SWT. Allah berfirman :

dan berkatalah orang-orang musyrik: "Jika Allah menghendaki, niscaya Kami tidak akan menyembah sesuatu apapun selain Dia, baik Kami maupun bapak-bapak Kami, dan tidak pula Kami mengharamkan sesuatupun tanpa (izin)-Nya". Demikianlah yang diperbuat orang-orang sebelum mereka; Maka tidak ada kewajiban atas Para rasul, selain dari menyampaikan (amanat Allah) dengan terang. [QS. An-Nahl (16) : 35]
Allah SWT juga berfirman :
Allah sekali-kali tidak akan membiarkan orang-orang yang beriman dalam Keadaan kamu sekarang ini, sehingga Dia menyisihkan yang buruk (munafik) dari yang baik (mukmin). dan Allah sekali-kali tidak akan memperlihatkan kepada kamu hal-hal yang ghaib, akan tetapi Allah memilih siapa yang dikehendaki-Nya di antara rasul-rasul-Nya. karena itu berimanlah kepada Allah dan rasul-rasulNya; dan jika kamu beriman dan bertakwa, Maka bagimu pahala yang besar. [QS.Ali Imran (3) : 179]
dan tanah yang baik, tanaman-tanamannya tumbuh subur dengan seizin Allah; dan tanah yang tidak subur, tanaman-tanamannya hanya tumbuh merana. Demikianlah Kami mengulangi tanda-tanda kebesaran (Kami) bagi orang-orang yang bersyukur. [QS. Al-A'raaf (7) : 58]
Selain itu, sangat banyak ayat-ayat Al-Qur'an untuk mengajak manusia untuk menaati apa yang telah Rasulullah SAW perintahkan, di antaranya Allah SWT berfirman :
janganlah kamu jadikan panggilan Rasul diantara kamu seperti panggilan sebahagian kamu kepada sebahagian (yang lain). Sesungguhnya Allah telah mengetahui orang-orang yang berangsur- angsur pergi di antara kamu dengan berlindung (kepada kawannya), Maka hendaklah orang-orang yang menyalahi perintah-Nya takut akan ditimpa cobaan atau ditimpa azab yang pedih. [QS. An-Nur (24) : 63]
Imam Syafi'i sebagaimana dikutip oleh 'Ajjaj al-Khatib mengomentari ayat-ayat yang mengandung perintah untuk beriman kepada Rasul, dengan mengatakan bahwa Allah SWT menjadikan awal beriman itu adalah beriman kepada Allah SWT dan Rasul-Nya. Keseluruhan ayat di atas juga menunjukkan bahwa umat Islam wajib menaati Rasulullah dan memedomani hadisnya. Hal ini merupakan dasar yang kuat terhadap kedudukan hadis hadis sebagai sumber ajaran Islam dan dalil dalam penetapan hukum Islam sesudah Al-Qur'an.



Konteks Ekonomi
Dalam konteks ekonomi, ekonomi Islam dibangun atas dasar agama Islam sehingga ekonomi Islam merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari agama Islam. Sebagai bagian yang tak terpisahkan, ekonomi Islam akan mengikuti segala aspek yang ada pada ajaran Islam. Ekonomi Islam dengan falah sebagai tujuannya tidak akan mungkin tercapai jika mengabaikan sumber utama, yaitu Al-Qur'an dan Hadis yang berlaku untuk setiap aspek kehidupan pada ruang dan waktu. Oleh karenanya, baik Al-Qur'an dan Hadis, sama-sama dijadikan sumber dasar dalam pengambilan keputusan ekonomi. []


Referensi : 
Isnaini Harahap, Yenni Samri Juliati Nasution, dkk, Hadis-hadis Ekonomi, (Jakarta : Kencana, 2015), hlm. 5-12

Postingan terkait:

Belum ada tanggapan untuk "Kedudukan Hadis sebagai Sumber Ajaran Ekonomi Islam"

Posting Komentar